Macam-Macam Variabel Penelitian - Berkaitan
dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu
(a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, dan (d) data ratio.
Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan
cara yang sama.[1]
Variabel Penelitian |
1.
Variabel nominal, yaitu
variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini
bersifat deskrit dan saling pilah (muatually
exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis
kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
2.
Variabel ordinal, yaitu
variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang
tertinggi biasa diberi angka 1, di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya
diberi angka 3, dan di bawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh: hasil
perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa, ranking mahasiswa dalam sesuatu mata kuliah, ranking dalam sesuatu perlombaan mengarang, dan sebagainya.
3.
Varibel interval, yaitu
variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu
diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel
interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan
dalam skor, penghasilan, dan sebagainya.
4.
Variabel ratio, adalah
variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Di dalam penelitian,
terlebih-lebih dalam penelitian di bidang olmu- ilmu social. Orang jarang
menggunakan variabel ratio.
Variabel
dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel
kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan
sebagainya. Contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran kepandaian.
Lebih
jauh variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu variabel
diskrit dan dan variabel kontinum.[2]
1.
Variabel dikrit:
disebut sebagai variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya dapat
dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakni “ya” dan “tidak”. Misalnya ya
wanita, attau dengan kata lain: “wanita-pria”, “”hadir-tidak hadir”, atas-
bawah”. Angka- angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung,
yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka ngka dinyatakan
sebagai frekuensi.
2.
Variabel kontinum:
dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:
a.
Variabel ordinal, yaitu
variabel yang menunjukkan tingkatan- tingkatan misalnya panjang, ukur panjang,
pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel “lebih kurang” karena yang satu
mempunyai kelebihan dibandingkan yang lain.
Contoh: Ani
terpandai, Siti terpandai, Nono tidak pandai
b.
Variabel interval,
yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding dengan variabel lain,
sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya:
Suhu udara di
luar 31˚C. suhu tubuh kita 37 ̊C. maka selisih suhu adalah 6 ̊ C.
Jarak Semarang-
Magelang 70 km, sedangkan Magelang- Yogyakarta 101 km. maka selisih jarak
Magelang- Yogya, yaitu 31 km.
Dibandingkan
dengan variabel ordinal, jarak dalam variabel ordinal tidak jelas. Jarak
kepandaian antara Ani dan Siti tidak dapat diukur.
c.
Variabel ratio, yaitu
variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar- sesamanya merupakan
“sekian kali”.
Contoh:
Berat
pak Karto 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg. maka Pak Karto beratnya dua kali
berat anaknya.
Kembali
kepada variabel diskit, variabel diskit bukan hanya hasil hitunga, tetap juga
penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan dalam variabel diskrit.
Tinjauannya adalah krena nomor telepon tidak menunjukkan “lebih-kurang”,
“jarak”, atau “sekian kali”. Jika nomor telepon pak Sosro 8000 dan nomor
telepon Pak Noto 4000, tidk dapat diartikan:
1.
Nomor telepon pak sosro
lebih banyak daripada nomor telepon Pak Noto.
2.
Nomor telepon pak sosro
berjarak 4000 dari nomor telepon Pak Noto.
3.
Nomor telepon Pak Sosro
dua kali nomor telepon Pak Noto.[3]
Berdasarkan
uraian tersebut, maka untuk mudahnya mengingat- ngingat:[4]
1.
Variabel diskrit diberi
symbol laki- laki, perempuan dan gambar telepon.
2.
Variabel ordinal diberi
symbol gambar 3 orang yang berbeda tingginya.
3.
Variabel interval
diberi symbol gambar thermometer.
4.
Variabel ration diberi
symbol gambar kayu penggaris.
Menurut
Alimin (2010, 90) menyatakan bahwa jenis- jenis variabel yaitu sebagai berikut:
1.
Variabel independen
Variabel
independen ialah suatu variabel stimulus atau input yang beroperasi baik di
dalam diri seseorang atau di dalam lingkungannya guna mempengaruhi perilakunya.
Contoh rumusan hipotesis: wanita yang merencanakan pengajaran karir dalam
bidang ilmu pengetahuan lebih agresif lebih bebas dan mempunyai dorongan untuk
berprestasi yang lebih tinggi disbanding dengan wanita yang tidak merencanakan
karir yang demikian. Bedasarkan rumusan hipotesis di atas dapat dikemukakan
bahwa variabel independennya yaitu: wanita yang merencanakan pengejaan karir
dalam ilmu pengetahuan dengan wanita yang tidak demikian.
2.
Vaeiabel Dependen
Variabel
dependen ialah suatu variabel respon atau out-put. Variabel dependen ialah
suatu factor yang diamati dan diukur guna menentukan efek dari variabel
independen yaitu factor yang Nampak, tersembunyi atau berbagai hal yang
ditambhkan/ dihilangkan oleh peneliti, atau berbagai macam variabel penelitian.
Variabel itu menggambarkan konsekuensi suatu perubahan di dalam diri seseorang
atau situasi yang dikaji. Berdasarkan contoh rumusan hipotesis pada butir B di
atas, dapat dikemukakan bahwa variabel dependennya adalah: agresifitas,
kebebasan, dorongan berprestasi.
3.
Variabel Moderator
Istilah variabel
moderator menjelaskan suatu tipe khusus dari variabel independen, yaitu suatu
variabel independen sekunder yang dipilih guna menentukan apakah ia
mempengaruhi hubungan antara variabel independen primer dan variabel dependen.
Variabel moderator sebagai factor yang dikur, dimanipulasi atau dipilih oleh
peneliti guna menemukan apakah ia memodifikasi hubungan antara variabel
independen dan gejala yang diamati.
Contoh rumusan hipotesis tekanan
situasional yang bersifat moal menyebabkan Ketua Kelompok belajar Usaha Jahit
Menjahit Melati yang non dogmatic berinovasi, dan tekanan situasional yang
layak menyebabkan ketua Kejar usaha Jahit Menjahit Melati yang Dogmatic
berinovasi.
Berdasarkan rumusan hipotesis di
atas, dapat ditentukan:
a.
Variabel independennya:
Tiap tekanan situasional moralitas lawan kelayakan
b.
Variabel moderatornya:
Tingkat dogmatis ketua Kejar Usaha Jahit Menjahit Melati
c.
Variabel Dependennya:
Tingkat inovasi Ketua Kejar Usaha Jahit Menjahit Melati
4.
Variabel Kontrol
Variabel kontrol
adalah faktor yang dikontrol oleh peneliti guna menunda atau menetralisasi
setiap efek yang mungkin muncul pada gejala yang diamati. Variabel kontrol
tidak perlu dispesifikasi dalam hipotesis. Kadang- kadang variabelnya perlu
dibaca pada bagian metode dalam suatu studi guna menemukan variabel mana yang
telah diperlakukan sebagai variabel control. Contoh rumusan hipotesis:
performance tugas dari warga belajar yang tinggi kebutuhan berprestasinya alan
lebih tinggi daripada warga belajar yang tinggi rendah kebutuhan berprestasinya
dalam tugas yang mempunyai kemungkinan sukses 50. Berdasarkan rumusan hipotesis
di atas, dapat ditentukan variabel kontrolnya: kemungkinan kesuksesan tugas.
5.
Variabel Penyela
Variabel penyela
ialah factor yang secara teoritis mempengaruhi gejala yang diamati tetapi tidak
dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi, ekenya harus disimpulkan dari efek
variabel independen dan moderator pada gejala yang diamati.
6.
Variabel Campuran
Sebab -----
kaitan ----- akibat
Variabel
independen
Variabel
moderator variabel penyela variabel dependen
Variabel kontrol
[1] Sumadi, Suryabrata, Metodologi Penelitian (Cet 24; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 26.
[2] Suharsini, Arikunto, Prosedur penelitian (Cet 13; Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 116.
[3] Suharsini, Arikunto, Prosedur penelitian (Cet 13; Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 117.
[4] Suharsini, Arikunto, Prosedur penelitian (Cet 13; Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 117.