Biodata dan Profil Lengkap Raden Adjeng Kartini - Para pembaca portal
biodatapedia.com yang pada sibuk cari biodata pahlawan, hehe kali ini admin
akan memberikan sebuah artikel tentang biodata beberapa tokoh entertainment
tokoh sejarah dan tokoh-tokoh terkenal lainnya yang menghiasi layar televisi
anda. Dalam artikel ini khusus membahas tentang biodata Pahlawan Raden Adjeng
Kartini beserta profil lengkapnya.
Pahlawan Nasional RA Kartini |
Pahlawan Nasional RA Kartini |
Biodata
Pahlawan Raden Adjeng Kartini akan kami sajikan
lengkap beserta agama, karir, pendidikan beserta hobi dan foto lengkap dari
sang pahlawan nasional ini. Sumber dari artikel ini berasal dari sumber-sumber
terpercaya misalnya dari Wikipedia dan portal atau website entertainment
lainnya.
Raden Adjeng Kartini
lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa
Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat
disebut Raden Ayu Kartini. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat
taat pada adat istiadat. Anak ke-5 dari 11 bersaudara ini adalah sosok wanita
yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kartini sangat
gemar membaca dan menulis, tapi orang
tuanya mengharuskan Kartini menimba ilmu hanya sampai sekolah dasar karena
harus dipingit. Karena tekad bulat kartini untuk mencapai cita citanya, Kartini
mulai mengembangkan dengan belajar menulis dan membaca bersama teman sesama
perempuannya, saat itu juga Kartini juga belajar bahasa Belanda.
Biodata Raden Adjeng
Kartini
Nama
Lengkap: Raden Ajeng Kartini
Alias:
R.A Kartini | Kartini
Tanggal
Lahir: Jepara 21 April 1879
Tempat
Lahir: Jepara, Jawa Tengah
Ayah:
Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat
Ibu:
M.A Ngasirah
Suami:
K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
Anak:
Raden Mas Soesalit
Wafat:
17 september 1904
Setelah
lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat
yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk
dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang
tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan
kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan
lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Timbul
keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur
tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman
wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah
kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan
teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat
pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri
Belanda.
Beasiswa
yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh
orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut
suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk
mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan
Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan
daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya
tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga
dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Kartini
memiliki seorang anak lelaki bernama Soesalit Djojoadhiningrat, yang dilahirkan
pada tanggal 13 September 1904. Selang beberapa hari pasca melahirkan, Kartini
tutup usia pada tanggal 17 September 1904. Kartini meninggal pada usia 25
tahun. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Untuk
menghormati kegigihan beliau, didirikanlahSekolah Wanita oleh Yayasan Kartini
di Semarang pada tahun1912, kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun,
Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah
Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer,
seorang tokoh Politik Etis.Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon
mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada
teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri
Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju
Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini
dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pemikiran-pemikiran
yang diungkapkan oleh Kartini kemudian banyak menarik perhatian masyarakat
ketika itu terutama kaum Belanda sebab yang menulis surat-surat tersebut adalah
wanita pribumi. Pemikirannya banyak mengubah pola pikir masyarakat belanda
terhadap wanita pribumi ketika itu. Tulisan-tulisannya juga menjadi inspirasi
bagi para tokoh-tokoh Indonesia kala itu seperti W.R Soepratman yang kemudian
menbuat lagu yang berjudul 'Ibu Kita Kartini'.
Presiden
Soekarno sendiri kala itu mengeluarkan instruksi berupa Keputusan Presiden
Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964, yang berisi
penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, Soekarno juga
menetapkan hari lahir Kartini, yakni pada tanggal 21 April, diperingati sebagai
Hari Kartini sampai sekarang ini.
Buku-Buku R.A Kartini
Habis
Gelap Terbitlah Terang
Surat-surat
Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
Letters
from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
Panggil
Aku Kartini Saja
Kartini
Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
Aku
Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella
Zeehandelaar 1899-1903
Demikianlah
biodata dari pahlawan Raden Adjeng
Kartini , semoga artikel ini dapat bermanfaat
dan menjadi referensi kita untuk mengenal pahlawan-pahlwan tanah air.